Strategi Baru Manchester City: Dominasi Lagi atau Mulai Melemah?

Strategi Baru Manchester City: Dominasi Lagi atau Mulai Melemah?

Setelah beberapa musim menjadi raksasa tak tergoyahkan di Liga Inggris dan Eropa, Manchester City kini berada di fase penting. Pep Guardiola kembali melakukan perubahan besar dalam strategi tim — tapi banyak yang bertanya, apakah ini awal dari dominasi baru atau justru tanda-tanda mulai melemah?

Pep Guardiola dikenal sebagai pelatih dengan filosofi “tidak ada strategi abadi”. Setiap musim, ia melakukan penyesuaian demi menyesuaikan ritme tim dengan dinamika lawan.
Musim ini, City mencoba gaya “hybrid pressing system”, di mana pemain bertahan bisa langsung berubah menjadi gelandang saat menyerang.
John Stones, misalnya, kini berperan ganda — bek sekaligus playmaker — memberi fleksibilitas luar biasa di lini tengah.

Keunggulan terbesar Manchester City ada pada kedalaman skuad. Dari lini belakang hingga depan, semuanya punya pengganti sepadan.

• Erling Haaland tetap jadi mesin gol mematikan.

• Phil Foden dan Julian Álvarez berkembang jadi kreator serangan cerdas.

• Sementara Rodri menjadi poros keseimbangan permainan yang tak tergantikan.

Namun, cedera pemain dan jadwal padat bisa menjadi tantangan berat bagi City dalam mempertahankan konsistensi.

Setiap tim kini belajar menghadapi gaya permainan City. Lawan-lawan seperti Arsenal, Liverpool, dan Newcastle mulai menggunakan counter-press cepat untuk menekan build-up City dari belakang.Artinya, City tak bisa lagi hanya mengandalkan penguasaan bola tinggi — mereka harus lebih efisien dan tajam di depan gawang.

Belum tentu. Meski beberapa kali tampil kurang stabil di awal musim, City tetap menunjukkan mental juara yang solid. Mereka tahu kapan harus menekan, kapan bertahan, dan kapan mengubah tempo permainan.
Guardiola sendiri menegaskan, “Kami bukan sempurna, tapi kami tahu bagaimana terus menang.”

Manchester City bukan sekadar klub dengan pemain mahal — mereka adalah tim dengan sistem cerdas dan disiplin tinggi.
Apakah ini tanda dominasi baru atau awal dari penurunan? Hanya waktu yang menjawab. Tapi satu hal pasti: City masih jadi tim yang paling ditakuti di Eropa.